Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026



JAKARTA,  ERKAEL NEWS --- Pergerakan harga logam mulia sepanjang 2025 menunjukkan pergeseran momentum yang menarik. Jika selama bertahun-tahun emas menjadi primadona utama, maka pada 2025 perak tampil lebih agresif secara teknikal, bahkan mencatatkan kinerja yang mengungguli emas. Memasuki 2026, pelaku pasar mulai mencermati apakah tren ini akan berlanjut atau justru mengalami koreksi.

Secara teknikal, reli harga perak sepanjang 2025 ditandai dengan breakout kuat dari resistance jangka panjang, sementara emas bergerak lebih stabil dalam pola kenaikan bertahap. Kondisi ini menciptakan dua karakter pasar yang berbeda: perak sebagai aset berisiko tinggi dengan potensi imbal hasil besar, dan emas sebagai jangkar stabil portofolio.

Perak: Breakout Kuat dan Tren Bullish

Dari sudut pandang analisis teknikal, harga perak menunjukkan tren bullish yang solid sejak paruh pertama 2025. Grafik mingguan memperlihatkan harga berhasil menembus resistance psikologis utama yang selama bertahun-tahun menjadi penghalang.

Beberapa indikator teknikal utama menguatkan tren tersebut:

Moving Average (MA) 50 dan MA 200 membentuk pola golden cross, sinyal klasik penguatan tren jangka menengah hingga panjang.

Relative Strength Index (RSI) bertahan di atas level 60–70 dalam waktu lama, mencerminkan dominasi pembeli meski mendekati area jenuh beli.

Volume perdagangan meningkat signifikan saat breakout, mengindikasikan dukungan pasar yang kuat.

“Secara teknikal, perak sedang berada dalam fase ekspansi tren. Selama harga bertahan di atas support kunci, peluang melanjutkan reli masih terbuka,” ujar seorang analis pasar komoditas.

Namun, volatilitas perak tetap menjadi catatan penting. Setiap fase reli cepat biasanya diikuti oleh koreksi tajam, meskipun koreksi tersebut sejauh ini masih berada dalam kerangka tren naik.

Emas: Tren Naik Stabil, Tapi Lebih Defensif

Berbeda dengan perak, pergerakan harga emas sepanjang 2025 hingga awal proyeksi 2026 cenderung lebih terukur dan defensif. Secara teknikal, emas masih berada dalam tren naik jangka panjang, namun tanpa lonjakan agresif seperti perak.

Indikator teknikal emas menunjukkan:

MA jangka panjang tetap mengarah ke atas, menandakan tren bullish struktural masih terjaga.

RSI bergerak di kisaran netral–positif (50–60), mencerminkan pasar yang seimbang tanpa euforia berlebihan.

Pola grafik cenderung membentuk higher low, sinyal kenaikan yang sehat namun lambat.

“Emas tidak kehilangan daya tariknya. Ia hanya bergerak sesuai karakternya sebagai aset lindung nilai,” kata seorang ekonom pasar keuangan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa emas masih menjadi pilihan utama investor konservatif, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter global.

Rasio Perak terhadap Emas Jadi Sorotan

Salah satu indikator yang banyak diperhatikan pelaku pasar adalah rasio harga perak terhadap emas (gold–silver ratio). Sepanjang 2025, rasio ini menunjukkan tren menurun, yang berarti perak menguat lebih cepat dibanding emas.

Secara historis, penurunan rasio sering diartikan sebagai fase di mana investor mulai berspekulasi lebih agresif dan mengambil risiko lebih tinggi. Jika rasio terus menurun hingga 2026, perak berpotensi tetap menjadi outperformer. Namun, bila rasio berbalik naik, itu bisa menjadi sinyal awal rotasi kembali ke emas.

Proyeksi 2026: Konsolidasi atau Lanjutan Reli?

Memasuki 2026, analis teknikal melihat dua skenario utama:

Skenario pertama, perak memasuki fase konsolidasi setelah reli panjang. Dalam skenario ini, harga bergerak sideways atau terkoreksi terbatas untuk membangun basis baru sebelum melanjutkan kenaikan.

Skenario kedua, tren bullish perak berlanjut dengan volatilitas tinggi, terutama jika didukung oleh permintaan industri dan sentimen suku bunga global yang lebih longgar.

Sementara itu, emas diperkirakan tetap mempertahankan tren naik moderat. Jika ketidakpastian global meningkat, emas berpotensi kembali menarik arus dana besar meski secara persentase kenaikan tetap di bawah perak.

Strategi Investor: Agresif atau Bertahan?

Analis menilai strategi investasi akan sangat bergantung pada profil risiko. Perak dinilai cocok bagi investor dengan toleransi risiko tinggi yang mengejar pertumbuhan agresif, sementara emas tetap relevan sebagai penyeimbang portofolio.

“Secara teknikal, perak unggul dalam momentum. Tapi emas unggul dalam ketahanan,” ujar analis tersebut.

Dengan dinamika teknikal yang kontras antara perak dan emas, periode 2025–2026 menjadi fase penting bagi investor untuk menilai ulang strategi logam mulia mereka—apakah mengejar peluang atau menjaga stabilitas.


Baca Juga
Berita Terbaru
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
  • Harga Perak Ungguli Emas, Ini Analisis Teknikal Menuju 2026
Posting Komentar
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad